Skip to main content

A Summary of Tenses Understanding Principles and Its Value of Philosophy

Herman's Theory : Sebuah Summary dari Prinsip-Prinsip Dasar Pemakaian Tenses dan Nilai Filosofisnya. 



Ketika kita berbicara masalah tenses, secara otomatis, kita diarahkan pada 2 hal utama yang saya namakan dengan "Inti Pemahaman Tenses" atau core of Tenses. Dan, Sebutan ini berlaku secara keseluruhan, artinya meliputi 16 tenses yang ada. Dengan kata lain, Untuk memahami tenses, Anda harus mengerti terlebih dahulu core of tenses tersebut, yakni:


a.When we use a tense.

Hendaklah Memahami kapan (mengarah pada sebuah waktu tertentu) kita menggunakan tense, misalnya, simple present tense


b.What does it (pattern) look like?

Hendaklah Memahami seperti apa pola atau bentuk atau susunan kalimat yang mengandung, misal, simple present tense itu.


Bahasan Pokok a:

Maksud dari "When we use a tense" adalah bertitik tolak pada kata tanya "When" yang berbarti "Kapan" atau "Bilamana" dan itu identik dengan waktu saat-saat terjadinya sesuatu. Disini dapat kita pahami bahwa untuk memahami tenses hal pertama yang harus kita renungkan adalah: kapan atau pada saat bagaimana sesuatu itu terjadi.


Contoh:
Kapan kapal itu akan berlabuh?


Pertanyaan diatas yang diawali dengan kata tanya "Kapan" berarti mempertanyakan detik-detik atau saat-saat sesuatu (kapal) terjadi (berlabuh). Hal ini bisa dijawab dengan variasi jawaban yang ada yang disesuaikan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam hal berkomunikasi, misalnya : "Jam 3", atau bisa dijawab dengan : "nanti", atau "besok" atau bahkan "Tidak tahu".

Melihat dari kecenderungan pemakaian yang dikaitkan dengan saat-saat terjadinya sesuatu, maka 16 tenses tidak bisa terlepas dari pertanyaan "Kapan" atau, katakanlah, Tenses adalah "Waktu" (Walaupun secara definitif dan bahasannya, tense berbeda dengan time).


Bahasan Pokok b:

Selanjutnya adalah "What does it look like?" atau What does the pattern look like?". Pertanyaan tersebut mengarah pada hal-hal fisik, artinya what ... look like adalah Bentuk atau penampilan dari sebuah susunan atau rangkaian dimana disini berarti rangkaian atau susunan kata yang membentuk kalimat yang mengandung saat-saat terjadinya sesuatu.


Contoh:
I wake up early in the morning.


Dalam contoh diatas dapat kita lihat bahwasanya, kalimat tersebut dibangun oleh Subyek [I], kata kerja [wake up], kata keterangan kualitas atau adverb of quality atau yang disebut juga dengan qualifier [early] dan kata keterangan waktu [in the morning].


Bahasan ini hanya difokuskan pada bentuk fisik susunan kalimat itu. Bila sebuah kalimat dikatakan mengandung kejadian yang berkaitan dengan saat-saat tertentu sesuatu itu terjadi, maka fisik kalimat itu akan mengarah dan mengikuti pada bentuk waktunya.


Fisik(susunan/pola) ---> non-fisik(Waktu)
Perhatikan Ilustrasi dibawah ini!




Penting diingat bahwa, waktu bersifat samar. Artinya tidak dapat dilihat dari aspek fisiknya. Oleh karena itu waktu adalah aspek non-fisik yang hanya dapat dirasakan dalam alam pemikiran atau melalui pemahaman-pemahaman.


Oleh karena pola selalu mengikuti atau "berpedoman" pada waktu, sebuah kalimat tidak dapat berdiri sendiri dan keluar dari jalur ini. Sehingga, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap ucapan yang terdiri dari hanya 1 kata atau lebih sudah dapat dipastikan mengandung waktu yang menyelimutinya (aspek fisiknya).

Disini saya ingin kembali menekankan bahwa Kalimat selalu mengikuti bentuk waktu.

Jadi, bila bentuk waktu yang kita kehendaki adalah besok, maka kalimat atau bentuk fisik dari susunan sebuah kalimat itu harus mencerminkan bentuk waktu yang kita kehendaki tadi.

Oleh karena bentuk waktu telah ditetapkan ada 16 bentuk yang kita sebut dengan 16 tenses, maka kalimat-kalimat yang ada haruslah mencerminkan salah satu dari 16 tenses tadi. Pelanggaran atas ketentuan ini berarti membuat sebuah argumen lain menjadi nihil atau keliru.
Mengingat kepastian tersebut, akhirnya sudah dapat kita pahami bahwa bahasa-bahasa yang ada diseluruh dunia, jelas bersandar pada core of tenses tersebut, walaupun dalam penerapan atau tata susunan ketatabahasaan diantara satu dengan yang lain berbeda baik dari sudut definisi maupun bahasannya.

Silahkan download dibawah ini untuk mendapatkan penjelasan diatas!



Sebuah Summary dari Prinsip-Prinsip Dasar Pemahaman Tenses dan Nilai Filosofisnya -

Penulis,
(c) Herman, 27 January 2011, Indonesia. All rights reserved.

Herman says: "This article is free for futher copies or distribution, University discussion is preferably or recommended".
For futher information or discussion, please feel free to contact him at +62-81-226-974-187 or send Email to oshinmc@gmail.com [subject : Core of Tenses] or via post to :

PKBM MANDIRI/Joesoft7 ComputerMedia
Eks-Gedung SDN 1 Druju Plosogede
Dsn.Karang Sanggrahan Rt04, Plosogede, Ngluwar
Magelang 56485
Jawa tengah - Indonesia